LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
PERAIRAN
PENGARUH PREDATOR TERHADAP
SEBARAN KERANG TOTOK
(Polymesoda erosa)
Disusun
Oleh :
Nama :
Alan Angko Wijoyo
NIM :
L1C015025
Kelompok : 4
Asisten : Septiawan Adi N
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Segara
anakan merupakan salah satu laguna terbesar di Pulau Jawa yang terkenal dengan
keanekaragaman hayatinya. Diantara biota yang terdapat adalah kerang totok (Polymesoda
erosa) yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Karena memiliki nilai
ekonomis maka selalu di tangkap. Maka dari itu sangat tepat jika kerang
tersebut dipelajari ekologis maupun biologisnya.
Hutan mangrove merupakan suatu komunitas pada pantai
tropis dan sub tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang
mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Namun P.erosa
merupakan kerang yang hidup didaerah berlumpur, diantara daun daun yang telah
membusuk, dan di kolam yang terbentuk diantara daun daun mangrove (Morton dan
Morton, 1983).Ekosistem ini tandai dengan tingginya keanekaragaman baik fauna
atau flora yang saling bersimbiosis (Bengen, 2002).
Polymesoda erosa seperti halnya hewan dari kelas Bivalvea lainnya mempunyai kemampuan hidup
di daerah intertidal karena memiliki kemampuan untuk mencegah kehilangan air.
Kerang akan menutup rapat cangkangnya yang kedap air, sehingga air tidak keluar
dari tubuhnya Muslih (2008). Kerang ini juga mempunyai kemampuan untuk
membenamkan diri ke dalam substrat sebagai upaya mengindarkan diri dari
predator dan untuk mencari tempat yang lebih lembab.
1.2
Tujuan
Mengetahui
pengaruh predator pada sebaran Kerang totok (Pelemysoda erosa).
II.
MATERI DAN METODE
2.1
Materi
2.1.1 Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah ember bertutup,plastik, kertas label
dan jangka sorong.
2.1.2 Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Kerang totok (Pelymesoda erosa)
.
2.2
Metode
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Hand
Sorting. Pengambilan sampel dilakukan di 3 stasiun wilayah yaitu di daerah
terbuka, dimana tidak vegetasi mangrove, tertutup, dimana dilakukan di sungai,
dan di mangrove.
2.2.1 Prosedur Kerja
2.3
Waktu dan
Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari sabtu pada tanggal
1 Oktober 2016 di Segara Anakan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Tabel 1. Pengukuran Kerang Totok
(Polymesoda erosa) kelompok 1
Tabel
2. Pengukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa) kelompok
2
Tabel
3. Pengukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa) kelompok 3
Tabel
4. Pengukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa) kelompok
4
Tabel
5. Pengukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa) kelompok
5
Tabel
6. Pengukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa) kelompok
6
Tabel
7. Pengukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa) kelompok
7
Tabel
8. Pengukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa) kelompok
8
3.2
Pembahasan
Kurva
di atas menujukan lebar,tebal,lebar/tebal kerang totok yang ada di segara
anakan di daerah terbuka,tertutup dan sungai. Data di atas berbeda-beda karena
sesuai dari tempat mengambilnya
Menurut
Nybakken (1988) bahwa Kerang yang hidup pada tempat
terbuka memiliki ukuran lebar dan tebal cangkang yang lebih besar dibandingkan
dengan Kerang yang hidup pada tempat tertutup. Dari hal tersebut dapat
diasumsikan semakin besar dan tebal ukuran cangkang maka kemungkinan untuk
dimangsa predatornya rendah.
Mean
Lebar/Tebal pada kerang totok pada wilayah terbuka adalah 28,97 dan pada
daerah yang tertutup adalah 29,55. Perbedan tebal cangkang dan
lebar karapas ini dapat diasumsikan sebagai adaptasi morfologi kerang totok
dalam menghadapi adanya predasi.Menurut Wood dan Bain (1995), bahwa terdapat
hubungan antara morfologi suatu organisme dengan habitatnya, hal ini dapat
ditunjukkan dengan meningkatnya salah satu bagian morfologis.
Klasifikasi
kerang totok (Polymesoda erosa) menurut Jueg dan Zettler (2004) adalah
sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Kelas
: Bivalvia
Ordo
: Veneroidea
Famili
: Corbiculidae
Genus
: Polymesoda
Species
: Polymesoda erosa
Penyebaran
kerang totok disegara anakan terlihat merata baik pada daerah yang
bersalinitas yang bersalinitas rendah maupun tinggi. Hal ini sesuai
dengan Odum ( 1993 ) yang menyatakan bahwa penyebaran merata dapat terjadi jika
persaingan antar individu sangat keras yang mendorong pembagian ruang sama.
Kennish (1990 ) mengatakan bahwa keanekaragaman di daerah estuary biasanya
rendah tetapa kepadatan organismenya yang ada bisa sangat tinggi. Kepadatan
organisme yang tinggi baik antar spesies maupun sesame spesies itu menyebabkan
adanya persaingan (1968) menjelaskan bahwa predasi bukan merupakan salah satu
factor yang mengontrol kepadatan organism tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh
kompetisi. Lebih lanjut Barnes dan Hughes (1988) menjelaskan bahwa kompetisi merupakan
faktor untuk mempertahankan ekspansi yang terbatas, meskipun faktor fisik dan
biologis dalam lingkungan dketahui berpengaruh langsung dan dapat menyebabkan
berkurangnya jumlah individu dalam populasi.
Menurut
Bayne (1976) bahwa kerang yang hidup di daerah empat musim tumbuh dengan cepat
pada musim semi dan panas dimana suhu dan salitas perairan meningkat dmikian
juga terhadap P. erosa yang yang hidup di Segara Anakan pada
salinitas tinggi dan lebih tinggi akan memiliki ukuran dan variasi ukuran lebih
besar hal ini membuktikan bahwa pada daerah yang bersalinitas tinggi cocok
untuk hidup P. erosa hal tersebut terlihat dari ukuran variasi ukuran
yang lebih besar dari pada daerah yang bersalinitas rendah.
Pengamatan dilakukan
berhubungan dengan perbandingan tebal/lebar antara
kerang totok (Polymesoda
erosa) di daerah
terbuka, tertutup, dan sungai.
Perbandingan terkecil tebal/lebar
kerang totok
didaerah terbuka senilai 0,031 cm dari kerang
yang memiliki tebal 0.170 cm dan
lebar 5.550 cm. Sedangkan
hasil perbandingan terkecil tebal/lebar kerang totok
didaerah tertutup sebesar
0.019
cm dari
kerang yang memiliki tebal 0.150
cm dan
lebar 7.750cm. Sedangkan hasil
perbandingan terkecil tebal/lebar
kerang totok didaerah
sungai sebesar 0.005 cm dari kerang
yang memiliki tebal 0.042 cm
dan lebar 7.970 cm.
Menurut Sahirman (1997) kerang P. erosa adalah mollusca kawasan mangrove yang secara ekologi mempunyai nilai
penting yang relatif rendah karena berkaitan
dengan pola hidupnya yang soliter dan menyukai substrat yang berlumpur. Ukuran cangkangnya dapat mencapai 110 mm, bentuk
lonjong bulat bagian posterior terpangkas
pada induk dewasa dan tua, gigi engsel kuat, gigi cardinal tengah dan belakang pada cangkang kanan serta gigi cardinal
tengah dan depan pada cangkang kiri
bercabang, hidup di substrat berlumpur, amobil dan merupakan hewan makrobenthos yang menyaring makanan dengan sistim
filter feeder.
Pengambilan sampel dilakukan di dua tempat yang berbeda
yaitu di tempat yang di tumbuhi
Mangrove dan di
tempat terbuka (hanya
sedikit vegetasi). Predator
diduga dapat mempengaruhi sebaran Kerang Totok (Polymesoda erosa) di
Segara Anakan. Kemungkinan
terbesar adalah di
tempat tertutup (terdapat Mangrove) mengurangi
presentase diburu oleh
predator. Sehingga dapat
di asumsikan Kerang Totok
(Polymesoda erosa) pada
daerah terbuka memiliki cangkang yang lebih tebal sebagai
bentuk adaptasi melawan predator. Odum (1993) yang menyatakan bahwa penyebaran
merata terjadi jika persaingan antar individu sangat keras yang mendorong
pembagian ruang hampir sama.
Penyebaran kerang totok disegara anakan
terlihat merata baik pada daerah yang bersalinitas yang bersalinitas
rendah maupun tinggi. Hal ini sesuai dengan Chatterji et al (2002) )yang menyatakan bahwa penyebaran merata dapat terjadi
jika persaingan antar individu sangat keras yang mendorong pembagian ruang
sama.
Dudley (2000 ) mengatakan bahwa
keanekaragaman di daerah estuary biasanya rendah tetapa kepadatan organismenya
yang ada bisa sangat tinggi. Kepadatan organisme yang tinggi baik antar spesies
maupun sesame spesies itu menyebabkan adanya persaingan. Morton
(1984) menyebutkan bahwa hal yang menarik dari struktur populasi P. erosa dan P.
expansa adalah bahwa kedua spesies ini relative jarang ditemukan pada stadium mudanya dengan ukuran cangkang yang
masih kecil. Banyaknya kerang totok ditemukan didaerah mangrove dari pada jenis
bivalvia lain diduga hanya jenis Geloina yang mampu beradaptasi pada daerah
mangrove karena tingginya fluktuasi salinitas demikian juga lokoasi penelitian
Segara Anakan.
Perbedan tebal cangkang dan lebar
karapas ini dapat diasumsikan sebagai adaptasi morfologi kerang totok dalam
menghadapi adanya predasi.Menurut Griffiths et
al (2004), bahwa terdapat hubungan
antara morfologi suatu organisme dengan habitatnya, hal ini dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya salah satu bagian morfologis.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kelimpahan, ukuran dan ketebalan cangkang
kerang totok pada lahan terbuka,tertutup dan sungai menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Kerang totok (Pelemysoda erosa) yang hidup di tempat tertutup dan sungai memiliki cangkang yang lebih tebal
dan lebih besar dibandingkan dengan kerang totok yang hidup di tempat terbuka.
Hal tersebut dapat diartikan sebagai salah satu upaya menghindarkan diri dari
predasi. Kepadatan kerang totok sebagian dipengaruhi predator, tetapi lebih
dipengaruhi persaingan memperebutkan ruang dan makan.
4.2
Saran
Jika masih ada yang kurang dalam laporan ini,
mohon diberi petunjuk agar pada praktikum selanjutnya bisa lebih baik. Untuk
mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan sebaik-baiknya
serta keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek harus di perhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bayne, B.L.
1976. Marine mussels: Their ecology and physiology. Cambridge University
Press. Cambridge. 351 p
Bengen D.G. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Indonesia
Hartati, R.I
Widowato, dan Y. Ristiadi. 2005. Histologi Gonad Kerang Totok (Polymesoda
erosa) dari Laguna Segara Anakan Cilacap. Ilmu Kelautan, Vol. 10 (3):
119-125
Jueg, U. &
Zettler, M.L. (2004). Die Mollusca en fauna der Elbe in Mecklenburg-Vorpommern
mit Erstnachweis der Grobgerippten Körbchenmuschel Corbicula fluminea (O. F.
Müller 1756). Mitteilungen der NGM 4(1):85-89
Kennish, 1990.
Ecology of estuaries. Vol 2: Biological aspects. CRC Press. New Jersey. USA.
391 p.
Muslih. 2006. Biologi
Kerang Totok (Donax sp.). Jurusan Perikanan dan Kelautan FST Unsoed
Morton, B and
Morton, J. 1983. The sea shore ecology of Hongkong.Hongkong University
Press. 77 – 86 pp.
Nybakken, J.
W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia, Jakarta. Hal 205-
268.
Wood, B.M.,
and M.B..Bain. 1995. Morphology and Microhabitat Use in Stream Fish. Can. J.
Fish. Aquat. Sci. 52:1487-1498