Jumat, 24 April 2020

Bakul Sate Purwokerto


Bakul Sate Purwokerto hadir setelah dua tahun berhenti, dimana sebelumnya bernama Sate Kambing dan Gulai Kambing Pak Sunarto yang telah berdiri pada tahun 2000 memulai dengan berdagang kaki lima di depan Pasar PON Purwokerto. Kini hadir kembali dengan Warna dan Nama Baru namun tidak meninggalkan ke khasan cita rasa yang pernah ada. Menu yang disajikan tidak pelit-pelit bumbu sehingga rasanya akan membuat ketagihan dan memberi rasa rindu bagi penikmatnya. 

Bakul Sate Purwokerto kini memodifikasi tampilan dengan kemasan yang masa kini dan mempermudah bagi penikmatnya untuk menyantap hidangan tersebut, Makanan yang kami sajikan setiap hari yaitu Sate Ayam dengan Bumbu yang melegenda dijamin membuat anda ketagihan. Kami menyajikan beberapa Pake Menu diantaranya Paket Mini dimana Sate Ayam 5 Tusuk ditambakan Ketupat Hanya 9.000. Paket Menu Big, Sate Ayam 8 Tusuk dan Ketupat Hanya 13.000 dan yang terakhir Paket SuperBig dengan Sate Ayam 10 Tusuk dan ketupat kami Hanya memberi Harga 15.000, untuk Sate Ayamnya saja 13.000/Porsi. 

Kami juga menerima pesanan Sate Kambing dan Gulai Kambing jika ada yang berminat untuk Tasyakuran, arisan, penjamuan yang mewah. Silahkan kunjungi instagram kami @Gubuk_Mesra atau Facebook Alan Angko Wijoyo untuk lebih dekat dengan kami. Ayo Tunggu apalagi pastikan anda jika berkunjung atau anda Warga Purwokerto mencicipi Sajian dari Bakul Sate Purwokerto, Satene Wong Purwokerto ( Satene Inyong).

Sabtu, 21 Maret 2020


2018

Mahasiswa KKN PPM Sunyalangu 2018     Universitas Jenderal Soedriman






Cara budidaya ikan lele dengan sistem bioflok

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018












 

A.           PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah satu ikan konsumsi yang digemari masyarakat Indonesia. Produksi ikan lele pada tahun 2014 sebesar 613.120 ton dan mengalami peningkatan 12.75% dari tahun sebelumnya (KKP 2014). Berdasarkan data tersebut, angka produksi nasional ikan lele terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan produksi budidaya lele dengan cara budidaya super intensif membawa dampak negatif terhadap kualitas lingkungan budidaya yang kemudian dapat berakibat bagi kesehatan ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh limbah dari sisa pakan, feses dan sisa metabolisme ikan.
Teknologi bioflok adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah limbah budidaya. Bahkan mampu memberi keuntungan lebih karena selain dapat menurunkan limbah nitrogen anorganik, juga dapat menyediakan pakan tambahan bagi ikan budidaya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Teknologi bioflok merupakan teknologi penggunaan bakteri baik heterotrof maupun autotrof yang dapat mengonversi limbah organik secara intensif menjadi kumpulan mikroorganisme yang berbentuk flok, kemudian dapat dimanfaatkan oleh ikan sebagai sumber makanan. Di dalam flok terdapat beberapa organisme pembentuk seperti bakteri, plankton, jamur, alga, dan partikelpartikel tersuspensi yang memengaruhi struktur dan kandungan nutrisi bioflok, namun komunitas bakteri merupakan mikroorganisme paling dominan dalam pembentukan flok dalam bioflok.
Pada sistem akuakultur dengan teknologi bioflok, air media kultur hanya sekali dimasukkan dalam wadah, dan digunakkan sampai panen. Penambahan air hanya untuk mengganti penguapan dan pengontrolan kepadatan bioflok. Pengontrolan kualitas air terjadi dalam wadah kultur itu sendiri, oleh sistem bioflok yang sudah berjalan dalam wadah kultur. Sistem ini sangat murah, sederhana, ramah lingkungan dan memiliki produktifitas yang sangat tinggi. Oleh karena itu, sistem kultur dengan teknologi bioflok sangat penting untuk dipahami, didiskusikan, didiseminasikan untuk semua pemangku kepentingan dalam bidang akuakultur.
B.            Materi
1.         Ikan Lele (Clarias Batrachus)
Ikan lele merupakan ikan yang pemasarannya luas, memiliki kemampuan adaptasi yang tergolong baik, dan mampu hidup dengan kondisi perairan yang terbatas, Sebelum kita pelajari cara budidaya ikan lele sistem bioflok terlebih dahulu kita simak syarat hidup ikan lele berikut ini :
  1. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20° Celcius dengan suhu optimal antara 25° sampai 28° C. Adapun untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26° sampai 30°C dan untuk pemijahan suhu berkisa 24 °- 28°C.
  2. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan lele.
  3. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup walaupun kondisi airnya buruk, keruh, kotor dan hanya mengandung sedikit sekali zat O2 (oksigen)
  4. Perairan yang baik adalah banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir
  5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup (jangan menanam terlalu banyak enceng gondok)
  6. Mempunyai tingkat pH 6.5-9 kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm, turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak, dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157.56 mg/liter.
2.         Pengertian Bioflok
Bioflok terdiri atas dua kata yaitu bio (makhluk hidup) dan Flok ( gumpalan) sehingga bioflok adalah gumpalan makhluk hidup yang nantinya dapat dimakan oleh ikan lele, dapat terbentuk jika terdapat bakteri pembentuk bioflok, bakteri tersebut yaitu bakteri heterotrof. Bakteri heterotrof dapat mengolah limbah menjadi bioflok apabila nilai rasio C/N lebih dari 15. Pembuatan bioflok diperlukan penambahan probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme hidup non patogen yang diberikan pada hewan untuk perbaikan laju pertumbuhan, efisiensi konsumsi ransum, dan kesehatan. Probiotik bentuk pakan tambahan berupa sel mikroba hidup yang menguntungkan bagi hewan inangnya melalui cara menyeimbangkan kondisi mikrobiologis hewan. Probiotik sering dipakai pada bidang perikanan dalam pakan dan campuran media air. Dalam pakan digunakan dengan cara pencampuran bahan pakan dengan probiotik.

3.         Bagaimana terbentuknya BIOFLOK di dalam air?
Proses ini dimulai dari proses nitrifikasi yang reaksinya adalah amonia plus oksigen menjadi ion nitrit dan akhirnya nitrat dan air, pada reaksi ini terdapat campur tangan bakteri oksidasi amonia dan bakteri oksidasi nitrit, artinya semua proses ini memerlukan oksigen yang cukup tinggi yaitu 4 ppm pada siang hari dan 6 ppm pada malam hari. Mikroorganisme seperti bakteri dengan kemampuann lisis bahan organic memanfaatkan detritus sebagai makanan. Sel bakteri mensekresi lendir metabolit , biopolymer (polisakarida , peptida, dan lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi di sekitar dinding sel serta detritus. Kesalingtertarikan antar dinding sel bakteri menyebabkan munculnya flog bakteri.
Penggunaan BIOFLOK dalam budidaya ikan lele kita ketahui dengan sifat nafsu makan yang tinggi dan usus pendek dari ikan lele menyebabkan ikan lele mudah lapar namun cepat menyebabkan akumulasi kotoran menumpuk. Tehnik Biofloc pada intinya mereduksi bahan-bahan organik dan senyawa beracun yang terakumulasi dalam air pemeliharaan ikan. Dengan sistem self-purifikasi didapat hasil akhir meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan dan peningkatan kualitas air. Hasilnya adalah :
1. Pakan ikan lele akan lebih effisien
2. Kecepatan pertumbuhan ikan yang lebih optimal dengan masa waktu panen yang lebih singkat.
3. Padat tebar per meter3 yang lebih tinggi kisaran 500 benih-1000 benih/m3.
4. Ikan sehat dan gesit serta mengurangi penyakit pada ikan.
4.      Persyaratan Kolam Bioflok
Persyaratan yang diperlukkan untuk pembuatan kolam bioflok yaitu :
1. Membutuhkan probiotik pembentuk floc. Dengan  menggunakan bakteri Bacillus sp seperti Bacillus Substilis, Bacillus cereus. Probiotik bisa dibeli dipasaran dengan harga yang murah dan bisa diperbanyak dengan molase supaya lebih hemat.
2. Membutuhkan oksigen yang tinggi didalam kolam kisaran 4 ppm-6 ppm..
3. Penambahan bahan baku stater yang mengandung karbon seperti molase, tepung tapioka, tepung terigu, bekatul atau gula.
4. Kondisi lingkungan air kolam dibuat selalu mengaduk dengan bantuan semburan air atau aerator.
5.      Ciri-Ciri Air Kolam Yang Terbentuk Sistem Bioflok
1. Warna air kolam coklat kekuningan semakin lama akan coklat kemerahan.
2. Air kolam tidak berbau.
3. Air kolam lebih encer dan tidak kental.
4. Jika diambil sampel airnya didiamkan beberapa menit, terdapat endapan coklat kehijauan yang melayang-layang didalam air.
5. Ikan lele sehat dan gesit.
6.      Langkah-langkah Budidaya ikan Lele dengan sistem Bioflok
1.      Persiapan Alat dan bahan
Alat yang digunakan untuk budidaya ikan lele dengan sistem bioflok sebagai berikut :
  • Bambu, besi, atau batako untuk kerangka/dinding kolam.
  • Terpal
  • Aerator
  • Probiotik
  • Kapur dolomit
  • Molase/ air gula merah
  • Asbes atau Plastik untuk atap
  • Ragi tempe dan ragi tape
  • Benih
  • pellet
2.      Pembuatan Kolam
Dalam pembuatan kolam budidaya lele sistem bioflok, bahan yang digunakan tidak jauh berbeda dengan sistem budidaya konvensional. Hanya bedanya kalau sistem konvensional kolam berbentuk persegi, sedangkan dalam sistem bioflok digunakan kolam berbentuk bundar. Untuk menghemat biaya, kolam sebaiknya dibuat dengan menggunakan terpal. Sedangkan rangka atau dindingnya bisa dibuat dengan rangka bambu, besi atau menggunakan batako.
3.      Persiapan kolam
Sebelum melakukan kegiatan budidaya, ada baiknya dilakukan persiapan wadah budidaya terlebih dahulu. Persiapan ini bertujuan untuk mengkondisikan bak agar dapat dipakai secara efisien serta memenuhi persyaratan lingkungan yang optimal bagi budidaya ikan, sehingga ikan dapat hidup dengan pertumbuhan yang optimal. Persiapan bak budidaya ikan antara lain meliputi :
a.       Sanitasi Wadah

Wadah yang akan dipakai untuk budidaya ikan sebelum digunakan terlebih dahulu harus dibersihkan dari kotoran yang menempel, hal ini agar bak tidak ada sisa-sisa kotoran yang bisa mengakibatkan penyakit pada ikan. Bahan yang dipakai untuk membersihkan wadah adalah desinfektan yang antara lain yaitu Chlorin 200 ppm, Formalin 25 ppm, Malachte green 00 ppm, dan alkohol 70%. Wadah yang akan digunakan sesudah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan kemudian harus dibersihkan lagi. Lalu sesudah dilakukan sanitasi maka harus diisi dengan air untuk memeriksa ada tidaknya kebocoran wadah.

b.      Perbaikan Wadah
Pemeriksaan pada wadah sebelum digunakan untuk budidaya ikan ini bertujuan untuk mengetahui apakah wadah yang akan dipakai mengalami kerusakan baik itu karena kebocoran dasar dan dinding bak ataupun karena ada kebocoran pada pipa pemasukan dan pengeluaran air. Bahan untuk memperbaiki kebocoran pada bak bisa berupa resin serat kaca, semen, lem khusus dan selotip tahan air. Setelah kerusakan-kerusakan yang ada diperbaiki maka bak harus dibiarkan beberapa hari supaya bahan untuk memperbaiki kerusakan tersebut sudah kering dan tidak membahayakan ikan yang nantinya akan dibudidaya didalam bak tersebut.
c.       Perbaikan Instalasi Udara

Pada wadah budidaya ikan yang mempergunakan kolam biasanya akan memakai alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen didalam wadah tersebut dsedngan menggunakan aerator maupun blower. Instalasi udara terdiri atas pompa udara, pipa penyalur, penyaring udara, alat pengatur banyaknya aliran udara (kran) dan batu aerasi. Peralatan tersebut biasanya sering mengalami kebocoran pada pipa dan adanya penyumbatan pada batu aerasi. Pompa udara adalah alat yang paling penting dalam proses budidaya ikan yang memakai bak sebagai tempat budidaya hal ini karena banyaknya pengudaaraan pada airr dalam media tergantung dari kekuatan pompa tersebut.

d.      Perbaikan instalasi Air
Pada budidaya ikan yang memakai kolam pada bak pintu pemasukan air adalah kran air yang dimasukan kedalam bak budidaya ikan. Sumber air yang dipakai bisa berasal dari mata air ataupun sumur yang dipompa ke dalam bak melalui pipa-pipa pengaturan. Kebosoran sering kali terjadi pada keran pengaturan aliran dan pipa penyalur air. Pipa pengeluaran biasanya pipa yang terbuat dari pipa PVC yang terbentuk L ataupun lurus. Pintu pengeluaran air harus selalu diperiksa apakah terjadi pengeluaran tersebut ada penyumbatan pada saluran pembuangannya atau tidak.
e.       Persiapan Kolam dan Media Pemeliharaan
Setelah kolam lolos tes kebocoran, bersihkan kolam terpal dan dikeringkan. Setelah itu isi kembali dengan air sekitar seperempat bagian, kemudian diberi PK dan kemudian garam sebanyak 1kg/m3 di diamkan selama satu hari. Setelah itu kolam dikeringkan dan dibersihkan kembali. Isi air setinggi sekitar kurang lebih 40 cm. Setelah itu masukkan kapur sebanyak 200g dan diamkan selama satu malam. Setelah itu masukkan probiotik EM4 sebanyak 50 mL/m3 dan molase 50 mL dan diamkan selama 3 hari, sambil di aerasi. Tebar benih ikan kedalam kolam sebanyak 500 ikan.
f.       Penebaran benih
Seleksi benih (benih yang ditebar harus sehat dan berbadan lengkap). Benih ikan lele yang sudah dipilih di masukan kedalam ember secara hati-hati agar ikan tidak stres. Sebelum ikan dimasukan atau di tebar kedalam kolam, ikan terlebih dahulu di sampling terlebih dahulu supaya dapat mengetahui dosis pemberian pakanya (FCR). Sampling dilakukan sebanyak 10% dari jumlah total ikan yang di tebar. Sampling yang dilakukan meliputi pengukuran panjang dan bobot ikan. Ikan dimasukkan kedalam kolam budidaya secara perlahan dengan kepadatan 500 ekor/kolam.
g.      Pemberian pakan benih
Dalam pemberian pakan lele perlu menghitung berat total ikan Lele agar sesuai dengan kebutuhan konsumsi ikan. Kesesuaian ini pemberian pakan agar tidak ada sisa makan yang terendapkan yang nantinya menyebabkan penyakit.. caranya Timbang pakan sebanyak 5% dari bobot total untuk kebutuhan setiap hari. Puasakan ikan selama dua hari. Pemberian pakan ikan dilakukan selam 2 kali sehari pagi dan sore hari. Pada minggu ke 2 dilakukan sampling ikan dengan mengukur berat dan jumlah ikan.
h.      Manajemen kualitas air dan kesehatan ikan
Pemantauan kulitas air meliputi suhu dan ph. Pengukuran suhu menggunakan termometer dan pH dengan pH meter. Untuk melihat kesehatan ikan, Pertama-tama dilihat terlebih dahulu tingkah laku ikan pada waktu pagi dan sore hari bersamaan dengan pemberian pakan. Kemudian bersamaan dengan peberian pakan tersebut, dilihat aktifitas makan dari ikan tersebut. Selanjutnya diamati ada atau tidaknya infeksi penyakit seperti jamur.
i.        Panen
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
Ø  Lele dipanen pada umur 3 (tiga) bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 70-100 gram/ekor.
Ø  Sebelum pemanenan dilakukan ikan lele selama 1-2 hari tanpa diberi makan untuk menghindari penumpukan amonia pada perairan. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring. Setelah dipanen lele tersebut di taruh dalam tong/bak/hapa
Ø  Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
  1. Paska Panen
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
Ø  Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
Ø  Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalium (PK) dengan cara yang sama.
Ø  Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.
k.      Hama Dan Penyakit
Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron. Gejala: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
Ø  Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.
Ø  Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
Ø  Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
Ø  Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
Ø  Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Hama Kolam
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
Ø  Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
Ø  Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
Ø  Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
Ø  Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
C.    PENUTUP
Diharapkan dengan adanya Modul ini tentang budidaya lele dengan sistem biofloc Masyarakat lebih mudah dalam budidaya ikan lele dan dapat menjadi untuk budidaya lele ini bisa membantu para petani lele untuk meningkatkan produksinya dan bisa mengurangi biaya untuk pakan sehingga para petani lele bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar saat panen dan juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.




Matahariku
Alan Angko Wijoyo
Matahari hadir setiap pagi
Memberi rindu hati
Dikala malam selalu teringat
Walau rembulan terlihat
            Matamu selalu terbayang
            Menemani disaat ku tenang
            Gingsulmu selalu terlihat
            Membuat hati terpikat
Oh kau bagai matahari
Selalu ku rindu di pagi hari
Walau kau petang pergi
Kau tetap di hati
            Suatu saat biarlah terjadi
            Semua apa yang ku mau
            Walau kau bagai Matahari
            Ku harap setiap saat denganku
               
@laciptsi