Jumat, 09 November 2018

Kehilangan Jati Diri Indonesia


Hilang
Ketentraman yang dulu ada
Kebahagiaan yang dulu ada
Mati terhanyut jaman
Hancur karna keserakahan
Cinta dalam diri ibu pertiwi
Sudah mati oleh egoisnya diri
Dasar hidup yang sempurna
Terbengkalai bak rongsokan
Jauh harapan kembali
Sulit untuk mencari
Hilang segala identitas diri
Hilang sudah semua hati
            Ini bukan harapan pahlawan yang dulu
            Bukan pula cita-cita
            Kini hanya dapat tersimpu
            Dalam angan-angan asa

Selasa, 06 November 2018

Pengimplementasian Alat Navigasi Elektronik RADAR (Radio Detection and Ranging) untuk Menentukan Posisi Kapal


TUGAS TERSTRUKTUR
KENAUTIKAAN













Disusun oleh :
Alan Angko Wijoyo
NIM. L1C015025








PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2018




Pengimplementasian Alat Navigasi Elektronik RADAR (Radio Detection and Ranging) untuk Menentukan Posisi Kapal

Wijoyo, Alan angko

Abstrak
Penggunaan Radar sangat berguna untuk mengetahui posisi dari kapal, sehingga dalam pelayaran keamanan dan kelancaran dapat berjalan dengan baik. Radar merupakan peralatan navigasi yang sangat penting. Metode dalam penelitian ini adalah eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Bagian-bagian dari Radar yaitu Timer, Modulatur, Pemancar, Penghubung TR dan AntiTR, Receiver, bagian PPI, dan Antena. Prinsip dari penggunaan adalah alat penentu posisi (position fixing), alat pencegah tubrukan (anti collusion), bernavigasi di alur pelayaran (piloting), peringatan terhadap keadaan cuaca (weather warning). Cara kerja Radar yaitu dengan menanngkap gelombang yang telah dipancarkan lalu di proses di C.R.T (Cathode Ray Tube) dari kapal pengirim.

Kata kunci : Radar, Navigasi, Pelayaran


I.              PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Navigasi berasal dari bahasa latin navis dan agere. Navis diartikan kapal dan agere diartikan pekerjaan memindahkan atau menjalankan. Dengan demikian navigasi secara umum dapat diartikan sebagai pengetahuan sekaligus seni memindahkan kapal dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi sesuai rencana (Anggrahini, 2012). Navigasi juga dapat diartikan proses mengendalikan gerakan angkutan baik di udara, di laut, atau sungai. Navigasi dalam bidang kelautan dan perikanan diartikan proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain dengan lancar, aman, dan efisien. Alat maupun perangkat navigasi merupakan suatu yang sangat penting dalam menentukan arah kapal. Zaman dahulu navigasi kapal atau arah tujuan kapal dilaukan dengan melihat posisi benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang di langit. (Prasetyo, Aulia, & Iskandarianto, 2012).
Sistem navigasi di bidang kelautan dan perikanan mencakup beberapa kegiatan pokok antara lain (Daulay, 2012):
a) Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada di permukaan bumi sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis.
b) Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar kapal sampai ke tujuan dengan aman, cepat, selamat, dan efisien. Untuk tujuan navigasi, dikenal adanya Global Navigation Satellite System (GNSS) atau satelit navigasi yaitu sistem yang memberikan pelayanan data dan informasi posisi suatu objek di muka bumi ini selama system receiver tetap aktif (Prasasti, 2010)
            Radio Detection and Ranging atau Radar merupakan salah satu peralatan navigasi elektronik terpenting. Radar telah menjadi instrumen penting sejak masa perang Dunia II. Pada zaman sekarang, radar berperan penting dalam navigasi dan piranti keselamatan pada alat transportasi baik darat, laut, maupun udara (Alam, Kurniawan, & Yuwono, 2013). Selain berfungsi memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan objek di sekeliling kapal, radar juga berfungsi memberikan informasi jarak antara kapal dan objek tersebut. Dengan demikian, kedudukan kapal dapat diketahui sehingga sangat membantu dalam menghindari atau mencegah terjadinya tabrakan di laut terutama ketika keadaan cuaca buruk, berkabut, malam hari, atau dalam kondisi dimana lampu suar, pelampung, bukit, atau bangunan visual tidak dapat diamati. ( Wahab, 2014)
1.2.       Tujuan
Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah :
1. Dapat mengenal hal dasar mengenai alat navigasi elektronik RADAR dan dapat memahami fungsi serta kegunaan dari alat navigasi tersebut.
2. Dapat mengetahui prinsip dancara kerja dari alat navigasi tersebut.
II.           METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Melalui metode ini, peneliti diharapkan dapat memperoleh gambaran dan pemahaman melalui eksplorasi penggunaan alat RADAR (Radio Detection and Ranging) sebagai penentuan posisi kapal.
III.        HASIL
Berdasarkan metode pendekatan kualitatif Radar dapat dijadikan sebagai alat bantu navigasi untuk menentukan posisi kapal. Radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Prinsip dari penggunaan adalah alat penentu posisi (position fixing), alat pencegah tubrukan (anti collusion), bernavigasi di alur pelayaran (piloting), peringatan terhadap keadaan cuaca (weather warning).
IV.        DISKUSI
4.1.       Radar (Radio Detection and Ranging)
Radar singkatan dari Radio Detection and Ranging adalah Detectionper navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut. Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu menghindari/mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar dimalam hari terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan secara visual tidak dapat diamati. Jarak jangkau minimum radar adalah sama dengan jarak yang dapat dilihat oleh mata manusia dan jarak maksimum tergantung kepada jenis dan kemampuan radar. Meskipun demikian, target dibalik sudut tidak akan tampak di radar. (Sutini, 2017).
Menurut Hadi Supriyono, Capt, (2001) fungsi – fungsi tombol radar adalah sebagai berikut :
1. Radar stand-by yaitu berfungsi untuk membuat radar dalam keadaan stand by atau siap digunakan.
2. Aerial rotating yaitu berfungsi untuk menunjukan putaran antena dalam posisi on.
3. Nort-up presentation yaitu berfungsi untuk menunjukan posisi arah utara sesuai dengan arah kompas. 
4.Head-up presentation yaitu berfungsi untuk menunjukan posisi suatu benda dibagian depan dari arah depan kompas.
5. Heading marker aligment yaitu berfungsi untuk memuncul tampilan garis lurus kearah utara yang dapat dipindahkan ke arah mana saja.
6. Range selector yaitu berfungsi untuk menjelaskan tempat - tempat yang dideteksi oleh radar.
7. Short pulse (SP) yaitu dengan memutar tombol SP ke arah kanan maka akan tampil suatu titik yaitu posisi kapal .
8. Long pulse (LP) yaitu dengan memutar tombol ke posisi LP maka akan tampak dilayar daya jangkau dari radar tersebut.
9. Tuning yaitu dengan memutar tombol tuning ke kanan maka gambar akan nampak lebih jelas.
10. Gain berfungsi untuk membuat gambar nampak lebih jelas pada layar radar.
11. Anti cluter rain minimum (FPT) yaitu dengan memutar tombol FPT ke tengah maka akan tampak lebih jelas gambar radar pada waktu hujan deras.
12. Anti cluter maximum (FPT) yaitu befungsi untuk menambah lebih jelas gambar radar pada waktu hujan deras.
13. Anti Cluter Sea Minimum dan Maximum yaitu dengan memutar tombol STC ke tengah maka akan timbul di radar gambar atau bentuk benda pada saat bergelombang.
14. Scale Iluminator yaitu berfungsi untuk memperjelas suatu jarak antara kapal dengan benda.
15. Display Briliance yaitu berfungsi untuk memperjelas gambar atau sebagai penerang.
16. Variable Range Marker yaitu berfungsi untuk mengetahui jarak dari suatu benda .
17. Range Rings Marker yaitu berfungsi untuk memperjelas gambar dan jarak suatu benda.
18. Bearing Marker yaitu berfungsi untuk menampilkan seluruh keterangan-keterangan yang diperlukan dari suatu radar.
19. Transmitet Power Monitor yaitu berfungsi untuk mengetahui kekuatan pulsa yang dipancarkan oleh radar secara maksiimal.
20. Transmitet / Receive Monitor yaitu berfungsi untuk mengetahui penerimaan pulsa dari suatu monitor radar.
4.2.       Bagian-bagian utama RADAR
Menurut Sonnenberg (1998) bagian utama radar dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
(a). Timer (trigger)
Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi yang diteruskan pada modulator dan indikator dalam waktu yang sama. Untuk menyamakan waktu ini, maka diperlukan pengukur waktu yang berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu.

(b). Modulator
Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang dipancarkan dan untyuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat dari tabung magnetron. Dengan demikian guna membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan (dihidupkan) lebih dahulu (stand by)
(c). Pemancar (transmitter)
Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut tenaga puncak (peak power) yang kemudian disalurkan ke penghantar gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena pulsa itu disalurkan ke udara dalam bentuk berkas elektron yang berputar. Bagian pemancar ini pada instalasi di kapal disatukan dalam satu kabin atau kotak.
(d). Penghubung TR dan Anti TR
Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar (transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena dan dari antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich (TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan demikian TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke bagian pemancar.
(e). Bagian penerima (receiver)
Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari sasaran. Hasil deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke bagian indikator atau PPI unit.
(f). Bagian PPI (Plan Position Indikator)
Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut PPI dilengkapi dengan Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut dasar waktu (time base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan jarak lamanya waktu yang digunakan.
(g). Bagian Antena
Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu : 1. Motor yang memutar antena, 2. Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo). Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan motor sinrkonnya pada putaran pembelok TSK. Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas) kecuali antena yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya ditempatkan dalam satu kotak yang disebut pedestal.
Menurut Arso Martopo, Capt, (1992) maka bagian - bagian dari alat pemancar dan alat - alat penerima suatu pesawat radio kapal dibangun dalam kesatuan - kesatuan yang dapat dibedakan sebagai berikut :
  1. Main Consule Adalah suatu kotak yang berisi kesatuan – kesatuan yang yang terdiri dari pemancar, penerima, dan tombol pemancar – penerima.
  2. Arial Unit Adalah kesatuan yang terdiri dari waveguide, reflector dengan motor untuk memutarnya, dan berbagai schekel-elemant.
  3. Display Unit Adalah unit kesatuan yang terdiri dari Cathoda Ray Tube (CRT) dan macam - macam tombol pengatur, biasanya ditempatkan dianjungan.
4.3.       Prinsip dan manfaat penggunaan Radar
Menurut Sutini (2017) Penggunaan pesawat Radar pada prinsipnya adalah untuk :
a. Alat penentu posisi (position fixing)
b. Alat pencegah tubrukan (anti collusion)
c. Bernavigasi di alur pelayaran (piloting)
d. Peringatan terhadap keadaan cuaca (weather warning)
Menurut Hadi Supriyono, Capt, (2001) fungsi radar adalah suatu alat pembantu navigasi elektronik yang gunanya :
  1. Untuk menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam menentukan posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan baringan, menggunakan baringan dengan jarak dan menggunakan jarak dengan jarak. 
  2. Memandu kapal keluar – masuk pelabuhan atau perairan sempit. Pada posisi Head Up, radar sangat efektif dan efisien untuk membantu para nakhoda atau pandu dalam melayarkan kapalnya keluar-masuk pelabuhan, sungai atau alur pelayaran sempit
  3. Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan dengan melihat pada layar Cathoda Ray Tube (CRT) adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal
  4. Membantu memperkirakan hujan melewati lintasan kapal. Dengan melihat pada layar radar (Cathoda Ray Tube) adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal.
4.4.        Cara kerja Penggunaan Radar
Sebuah pemancar Radar kapal di darat akan menghasilkan pulsa-pulsa pendek dari gelombang-gelombang radio, melalui scanner Radar pancaran pulsa-pulsa tersebut diarahkan pada area dan obyek yang berada disekeliling kapal.
Jika salah satu gelombang radio dari pulsa-pulsa ini mengenai suatu target misalnya sebuah kapal lain, maka sebagian energi akan dipantulkan oleh kapal tersebut kesegala arah, termasuk dikembalikan kearah kapal yang memancarkan pulsa gelombang radio tersebut.
Pulsa yang dikembalikan diterima oleh antenne Radar, kemudian diproses didalam sebuah C.R.T (Cathode Ray Tube) dari kapal pengirim. Waktu yang diperlukan antara pemancaran dan penerimaan kembali diperhitungkan dengan teliti untuk menentukan jarak target. cara penggunaannya terdapat suatu prosedur yang baku. Tombol pengatur yang terdapat pada display unit radar :  Pada tombol power terdapat 3 arah tampilan; OFF, Stanby, ON. Pada posisi OFF; aliran sumber tenaga (aliran listrik) yang menuju radar diputuskan, sehingga seluruh komponen radar tidak bekerja. Posisi Stanby; sumber tenaga yang menuju ke radar dialirkan, dan pada kedudukan tersebut aliran sumber tenaga dikendalikan oleh pengatur waktu (timer) untuk pemanasan (warming up) seluruh komponen radar. Pada umumnya pemanasan memerlukan waktu antara 3 - 5 menit. Sebelum lampu indikator READY menyala, tombol power belum diijinkan diputar pada arah ON. Posisi ON; pada posisi ini seluruh komponen radar sudah siap untuk dioperasikan (Asosiasi Radar Indonesia, 2013), Tombol brightness merupakan pengatur terang atau gelapnya layar kaca (PPI) . Dengan memutar tombol searah jarum jam, maka tampilan lingkaran jarak, garis  baringan dan obyek dapat dilihat pada PPI, Tombol sensitivity (kepekaan), adalah untuk mengatur kepekaan penerimaan receiver. Dengan memutar tombol ini searah jarum jam, display unit akan mengatur kepekaannya untuk menghilangkan tampilan gambar yang kotor (noise) agar layar PPI dapat menampilkan gambar yang jelas, Tombol tuning; untuk mengatur penerimaan echo dari obyek yang akan ditampilkan. Untuk maksud tersebut, diupayakan jarum penunjuk tuning (tuning meter) menunjuk pada tanda optimum, agar tampilan gambar pada PPI sempurna.
Pada saat cuaca buruk, ketika sedang melakukan pelayaran dilaut permukaan gelombang laut dapat terdeteksi oleh radar dan tergambar pada PPI, yang menyebabkan tampilan obyek terkadang tertutup oleh pantulan gelombang laut tersebut. Dengan mengatur tombol STC, maka kepekaan penerimaan refleksi sinyal permukaan laut diperlemah, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih  jelas (Asosiasi Radar Indonesia, 2013), Ketika awan gelap dan rendah, atau hujan lebat maupun salju tampak pada tampilan layar PPI, maka pengamat menjadi sulit untuk mengidentifikasi gambar obyek pada PPI. Dengan mengatur tombol FTC, maka kepekaan penerimaan  pantulan dari hujan, awan ataupun salju dapat dikurangi, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih jelas, Cursor digunakan untuk memutar piringan penunjuk arah baringan (azimuth) kapal terhadap obyek pada layar PPI, Tombol Ring Marker ini berfungsi untuk menampilkan lingkaran jarak dari pada PPI. Dengan mengetahui jarak yang terdapat pada PPI tersebut, maka pengamat dapat menduga  berapa jarak dari pengamat ke obyek tersebut, Dengan mengatur tombol ini dapat menduga jarak dan arah baringan dari  pengamat terhadap obyek.
V.           KESIMPULAN
Radar adalah sebuah alat yg digunakan  untuk mengetahui kedudukan/posisi kapal lain dan kapal sendiri sehingga dapat membantu menghindari/ mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Penggunaan pesawat Radar pada prinsipnya adalah alat penentu posisi (position fixing), alat pencegah tubrukan (anti collusion), bernavigasi di alur pelayaran (piloting), peringatan terhadap keadaan cuaca (weather warning).
DAFTAR PUSTAKA
Anggrahini, W. P. 2012. Kajian efektivitas dan efisiensi kapal navigasi dalam rangka distribusi logistik pada distrik navigasi Surabaya. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
Arso, Martopo. 1992. Ilmu Navigasi. Universitas Diponegoro. Semarang.Navigasi Elektronik I. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran. Semarang.
Asosiasi Radar Indonesia (AsRI). 2013 “Radar Sebagai ’Mata’ Pengawas WilayahNKRI” [Online].Available:http://www.radar-nasional.org/home/51-radar-sebagaimatapengawa swilayah-nkri [Accessed: 19-10-2018].
Daulay, D. 2012. Pengenalan alat navigasi electronik di atas kapal. Dipetik Oktober12,2014,dariBukudaulay:http://bukudaulay.wordpress.com/2012/12/07/pengenalan-alat-navigasi-electronik-di-atas-kapal/
Prasasti, R. N. 2010. Tinjauan hukum mengenai kewenangan mengadili atas kasus illegal fishing berdasarkan track record data VMS (Vessel Monitoring System) dihubungkan dengan undang-undang nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 2004. Bandung: UNIKOM.
 Prasetyo, H. P., Aulia, & Iskandarianto, F. A. 2012. Perancangan sistem navigasi pada kapal (MCST-1 ship autopilot) untuk mendukung sistem autopilot. Surabaya: Fakultas Teknologi Industri-ITS.
Supriyono, Hadi. Capt, 2001.Radar Simulator dan ARPA Simulator.Semarang:BPLP Semarang.
Sutini, S. 2017. Pengimplemenasian alat navigasi elektronik dibandingkan alat navigasi Konvensional. Jurnal Sains dan Teknologi Maritim. Stimart “AMNI”
Sonnenberg, G.J. 1988. Radar and Electronic Navigation (sixth edition). Newness. Butterworth, Cambridge, England.
Wahab, Riva’atul Adaniah. 2014. Penggunaan Alat dan Perangkat Telekomunikasi dalam Sistem Navigasi dan Komunikasi Aktivitas Perikanan di Pelabuhan Perikanan Bitung The Use of Telecommunication Devices and Set of Equipments in Navigation and Communication System of Fishery Activities in Bitung Fishery Port. Manado.BPPKIManado