I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Navigasi
berasal dari bahasa latin navis dan agere. Navis diartikan
kapal dan agere diartikan pekerjaan memindahkan atau menjalankan. Dengan
demikian navigasi secara umum dapat diartikan sebagai pengetahuan sekaligus
seni memindahkan kapal dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi sesuai
rencana (Anggrahini, 2012). Navigasi juga dapat diartikan proses mengendalikan
gerakan angkutan baik di udara, di laut, atau sungai. Navigasi dalam bidang
kelautan dan perikanan diartikan proses melayarkan kapal dari satu tempat ke
tempat lain dengan lancar, aman, dan efisien. Alat maupun perangkat navigasi
merupakan suatu yang sangat penting dalam menentukan arah kapal. Zaman dahulu
navigasi kapal atau arah tujuan kapal dilaukan dengan melihat posisi
benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang di langit. (Prasetyo,
Aulia, & Iskandarianto, 2012).
Sistem navigasi di bidang
kelautan dan perikanan mencakup beberapa kegiatan pokok antara lain (Daulay,
2012):
a) Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal
berada di permukaan bumi sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek
ekonomis.
b) Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus
ditempuh agar kapal sampai ke tujuan dengan aman, cepat, selamat, dan efisien.
Untuk tujuan navigasi, dikenal adanya Global Navigation Satellite System (GNSS)
atau satelit navigasi yaitu sistem yang memberikan pelayanan data dan informasi
posisi suatu objek di muka bumi ini selama system receiver tetap aktif
(Prasasti, 2010)
Radio
Detection and Ranging atau Radar merupakan salah satu
peralatan navigasi elektronik terpenting. Radar telah menjadi instrumen penting
sejak masa perang Dunia II. Pada zaman sekarang, radar berperan penting dalam
navigasi dan piranti keselamatan pada alat transportasi baik darat, laut,
maupun udara (Alam, Kurniawan, & Yuwono, 2013). Selain berfungsi memberikan
petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan objek di sekeliling
kapal, radar juga berfungsi memberikan informasi jarak antara kapal dan objek
tersebut. Dengan demikian, kedudukan kapal dapat diketahui sehingga sangat
membantu dalam menghindari atau mencegah terjadinya tabrakan di laut terutama
ketika keadaan cuaca buruk, berkabut, malam hari, atau dalam kondisi dimana
lampu suar, pelampung, bukit, atau bangunan visual tidak dapat diamati. (
Wahab, 2014)
1.2. Tujuan
Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah :
1. Dapat mengenal hal dasar mengenai
alat navigasi elektronik RADAR dan dapat memahami fungsi serta kegunaan dari
alat navigasi tersebut.
2. Dapat mengetahui
prinsip dancara kerja dari alat navigasi tersebut.
II.
METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah eksploratif dengan
pendekatan kualitatif. Melalui metode ini, peneliti diharapkan dapat memperoleh
gambaran dan pemahaman melalui eksplorasi penggunaan alat RADAR (Radio Detection and Ranging) sebagai
penentuan posisi kapal.
III.
HASIL
Berdasarkan metode pendekatan kualitatif
Radar dapat dijadikan sebagai alat bantu navigasi untuk menentukan posisi
kapal. Radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di
sekeliling kapal. Prinsip dari penggunaan adalah
alat penentu posisi (position fixing), alat pencegah tubrukan (anti
collusion), bernavigasi di alur pelayaran (piloting), peringatan
terhadap keadaan cuaca (weather warning).
IV.
DISKUSI
4.1.
Radar
(Radio Detection and
Ranging)
Radar singkatan dari Radio Detection and Ranging adalah
Detectionper navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya
radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling
kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan
pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan
baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut. Oleh karena itu radar
sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu
menghindari/mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada
saat cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar dimalam hari terutama apabila
petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan secara
visual tidak dapat diamati. Jarak jangkau minimum radar adalah sama dengan
jarak yang dapat dilihat oleh mata manusia dan jarak maksimum tergantung kepada
jenis dan kemampuan radar. Meskipun demikian, target dibalik sudut tidak akan
tampak di radar. (Sutini, 2017).
Menurut Hadi
Supriyono, Capt, (2001) fungsi – fungsi tombol radar adalah sebagai berikut :
1. Radar stand-by yaitu berfungsi
untuk membuat radar dalam keadaan stand by atau siap digunakan.
2. Aerial rotating yaitu berfungsi
untuk menunjukan putaran antena dalam posisi on.
3. Nort-up presentation yaitu
berfungsi untuk menunjukan posisi arah utara sesuai dengan arah kompas.
4.Head-up presentation yaitu
berfungsi untuk menunjukan posisi suatu benda dibagian depan dari arah depan
kompas.
5. Heading marker aligment yaitu
berfungsi untuk memuncul tampilan garis lurus kearah utara yang dapat
dipindahkan ke arah mana saja.
6. Range selector yaitu berfungsi
untuk menjelaskan tempat - tempat yang dideteksi oleh radar.
7. Short pulse (SP) yaitu dengan
memutar tombol SP ke arah kanan maka akan tampil suatu titik yaitu posisi kapal
.
8. Long pulse (LP) yaitu dengan
memutar tombol ke posisi LP maka akan tampak dilayar daya jangkau dari radar
tersebut.
9. Tuning yaitu dengan memutar
tombol tuning ke kanan maka gambar akan nampak lebih jelas.
10. Gain berfungsi untuk membuat
gambar nampak lebih jelas pada layar radar.
11. Anti cluter rain minimum (FPT)
yaitu dengan memutar tombol FPT ke tengah maka akan tampak lebih jelas gambar
radar pada waktu hujan deras.
12. Anti cluter maximum (FPT) yaitu
befungsi untuk menambah lebih jelas gambar radar pada waktu hujan deras.
13. Anti Cluter Sea Minimum dan
Maximum yaitu dengan memutar tombol STC ke tengah maka akan timbul di radar
gambar atau bentuk benda pada saat bergelombang.
14. Scale Iluminator yaitu berfungsi
untuk memperjelas suatu jarak antara kapal dengan benda.
15. Display Briliance yaitu
berfungsi untuk memperjelas gambar atau sebagai penerang.
16. Variable Range Marker yaitu
berfungsi untuk mengetahui jarak dari suatu benda .
17. Range Rings Marker yaitu
berfungsi untuk memperjelas gambar dan jarak suatu benda.
18. Bearing Marker yaitu berfungsi
untuk menampilkan seluruh keterangan-keterangan yang diperlukan dari suatu
radar.
19. Transmitet Power Monitor yaitu
berfungsi untuk mengetahui kekuatan pulsa yang dipancarkan oleh radar secara
maksiimal.
20. Transmitet / Receive Monitor
yaitu berfungsi untuk mengetahui penerimaan pulsa dari suatu monitor radar.
4.2. Bagian-bagian utama RADAR
Menurut Sonnenberg (1998) bagian
utama radar dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
(a). Timer (trigger)
Bagian ini
berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi yang
diteruskan pada modulator dan indikator dalam waktu yang sama. Untuk menyamakan
waktu ini, maka diperlukan pengukur waktu yang berguna mengukur waktu
pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu.
(b). Modulator
Bagian ini
berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang dipancarkan dan
untyuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan
tinggi ini didapat dari tabung magnetron. Dengan demikian guna membangkitkan
tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan (dihidupkan) lebih dahulu (stand by)
(c). Pemancar (transmitter)
Memberikan energi yang besar pada
pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut tenaga puncak (peak power) yang kemudian
disalurkan ke penghantar gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena
pulsa itu disalurkan ke udara dalam bentuk berkas elektron yang berputar.
Bagian pemancar ini pada instalasi di kapal disatukan dalam satu kabin atau
kotak.
(d). Penghubung TR dan Anti TR
Tenaga gelombang radio yang dipancarkan
oleh bagian pemancar (transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari
sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar
gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena dan dari
antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan menggunakan
penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich (TR =
Transit and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang
bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif
terhadap tegangan tinggi. dengan demikian TR mencegah penerima dari kerusakan
dan mencegah hilangnya energi yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima).
Anti TR menyalurkan energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah
masuknya energi ini ke bagian pemancar.
(e). Bagian penerima (receiver)
Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat
energi yang diterima dari sasaran. Hasil deteksi selubung getaran radio ini
diperkuat disalurkan ke bagian penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan
ke bagian indikator atau PPI unit.
(f). Bagian PPI (Plan Position Indikator)
Kadang-kadang disebut juga sebagai display
unit, fungsinya untuk memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa
dan menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut PPI dilengkapi dengan
Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut dasar waktu
(time base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan jarak
lamanya waktu yang digunakan.
(g). Bagian Antena
Antena terdiri dari tiga bagian khusus
yaitu : 1. Motor yang memutar antena, 2. Servo atau sinkro sistem yang terdiri
dari generator sinkro (servo). Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit
pada antena dan motor sinrkonnya pada putaran pembelok TSK. Mikro swit gunanya
untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas) kecuali antena yang berbentuk
parabol itu, ketiga bagian ini biasanya ditempatkan dalam satu kotak yang
disebut pedestal.
Menurut Arso
Martopo, Capt, (1992) maka bagian - bagian dari alat pemancar dan alat - alat
penerima suatu pesawat radio kapal dibangun dalam kesatuan - kesatuan yang
dapat dibedakan sebagai berikut :
- Main
Consule Adalah suatu kotak yang berisi kesatuan – kesatuan yang yang
terdiri dari pemancar, penerima, dan tombol pemancar – penerima.
- Arial
Unit Adalah kesatuan yang terdiri dari waveguide, reflector dengan motor
untuk memutarnya, dan berbagai schekel-elemant.
- Display
Unit Adalah unit kesatuan yang terdiri dari Cathoda Ray Tube (CRT) dan
macam - macam tombol pengatur, biasanya ditempatkan dianjungan.
4.3.
Prinsip dan manfaat penggunaan
Radar
Menurut
Sutini (2017) Penggunaan pesawat Radar pada prinsipnya adalah untuk :
a. Alat penentu posisi (position
fixing)
b. Alat pencegah tubrukan (anti
collusion)
c. Bernavigasi di alur
pelayaran (piloting)
d. Peringatan terhadap keadaan
cuaca (weather warning)
Menurut Hadi
Supriyono, Capt, (2001) fungsi radar adalah suatu alat pembantu navigasi
elektronik yang gunanya :
- Untuk
menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam menentukan posisi
kapal dengan radar dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan
baringan dengan baringan, menggunakan baringan dengan jarak dan
menggunakan jarak dengan jarak.
- Memandu
kapal keluar – masuk pelabuhan atau perairan sempit. Pada posisi Head
Up, radar sangat efektif dan efisien untuk membantu para nakhoda atau
pandu dalam melayarkan kapalnya keluar-masuk pelabuhan, sungai atau alur
pelayaran sempit
- Membantu
menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan dengan melihat pada layar
Cathoda Ray Tube (CRT) adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal
- Membantu
memperkirakan hujan melewati lintasan kapal. Dengan melihat pada
layar radar (Cathoda Ray Tube) adanya pantulan atau echo dari awan yang
tebal.
4.4.
Cara kerja Penggunaan Radar
Sebuah
pemancar Radar kapal di darat akan menghasilkan pulsa-pulsa pendek dari
gelombang-gelombang radio, melalui scanner Radar pancaran pulsa-pulsa tersebut
diarahkan pada area dan obyek yang berada disekeliling kapal.
Jika
salah satu gelombang radio dari pulsa-pulsa ini mengenai suatu target misalnya
sebuah kapal lain, maka sebagian energi akan dipantulkan oleh kapal tersebut
kesegala arah, termasuk dikembalikan kearah kapal yang memancarkan pulsa
gelombang radio tersebut.
Pulsa
yang dikembalikan diterima oleh antenne Radar, kemudian diproses didalam sebuah
C.R.T (Cathode Ray Tube) dari kapal pengirim. Waktu yang diperlukan antara
pemancaran dan penerimaan kembali diperhitungkan dengan teliti untuk menentukan
jarak target. cara penggunaannya terdapat suatu
prosedur yang baku. Tombol pengatur
yang terdapat pada display unit radar
: Pada
tombol power terdapat 3 arah tampilan; OFF, Stanby, ON. Pada posisi OFF; aliran
sumber tenaga (aliran listrik) yang menuju radar diputuskan,
sehingga seluruh komponen radar tidak
bekerja. Posisi Stanby; sumber tenaga yang menuju ke radar dialirkan, dan pada
kedudukan tersebut aliran sumber tenaga dikendalikan oleh pengatur
waktu (timer) untuk pemanasan (warming up) seluruh komponen
radar. Pada umumnya pemanasan memerlukan waktu antara 3 - 5 menit. Sebelum
lampu indikator READY menyala, tombol power belum diijinkan diputar pada arah
ON. Posisi ON; pada posisi ini seluruh komponen radar sudah siap untuk
dioperasikan (Asosiasi Radar Indonesia, 2013), Tombol brightness merupakan
pengatur terang atau gelapnya layar kaca (PPI) . Dengan memutar tombol searah
jarum jam, maka tampilan lingkaran jarak, garis baringan dan obyek dapat
dilihat pada PPI, Tombol sensitivity
(kepekaan), adalah untuk mengatur kepekaan penerimaan receiver. Dengan memutar
tombol ini searah jarum jam, display unit akan mengatur kepekaannya untuk
menghilangkan tampilan gambar yang kotor (noise) agar layar PPI dapat
menampilkan gambar yang jelas, Tombol tuning; untuk mengatur penerimaan echo dari
obyek yang akan ditampilkan. Untuk maksud tersebut, diupayakan jarum penunjuk
tuning (tuning meter) menunjuk pada tanda optimum, agar tampilan gambar pada
PPI sempurna.
Pada
saat cuaca buruk, ketika sedang melakukan pelayaran dilaut permukaan gelombang
laut dapat terdeteksi oleh radar dan tergambar pada PPI, yang menyebabkan
tampilan obyek terkadang tertutup oleh pantulan gelombang laut tersebut. Dengan
mengatur tombol STC, maka kepekaan penerimaan refleksi sinyal permukaan laut
diperlemah, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih jelas (Asosiasi
Radar Indonesia, 2013), Ketika awan gelap dan rendah, atau hujan lebat maupun
salju tampak pada tampilan layar PPI, maka pengamat menjadi sulit untuk
mengidentifikasi gambar obyek pada PPI. Dengan mengatur tombol FTC, maka
kepekaan penerimaan pantulan dari hujan, awan ataupun salju dapat
dikurangi, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih jelas, Cursor digunakan
untuk memutar piringan penunjuk arah baringan (azimuth) kapal terhadap obyek
pada layar PPI, Tombol Ring Marker ini berfungsi untuk menampilkan lingkaran
jarak dari pada PPI. Dengan mengetahui jarak yang terdapat pada PPI tersebut,
maka pengamat dapat menduga berapa jarak dari pengamat ke obyek tersebut,
Dengan mengatur tombol ini dapat menduga jarak dan arah baringan dari
pengamat terhadap obyek.
V.
KESIMPULAN
Radar
adalah sebuah alat yg digunakan untuk
mengetahui kedudukan/posisi kapal lain dan kapal sendiri sehingga dapat
membantu menghindari/ mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Penggunaan
pesawat Radar pada prinsipnya adalah alat penentu posisi (position fixing),
alat pencegah tubrukan (anti collusion), bernavigasi di alur pelayaran (piloting),
peringatan terhadap keadaan cuaca (weather warning).
DAFTAR PUSTAKA
Anggrahini,
W. P. 2012. Kajian efektivitas dan efisiensi kapal navigasi dalam rangka
distribusi logistik pada distrik navigasi Surabaya. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
Arso, Martopo. 1992. Ilmu Navigasi.
Universitas Diponegoro. Semarang.Navigasi Elektronik I. Balai Pendidikan dan
Latihan Pelayaran. Semarang.
Asosiasi
Radar Indonesia (AsRI). 2013 “Radar Sebagai ’Mata’ Pengawas WilayahNKRI”
[Online].Available:http://www.radar-nasional.org/home/51-radar-sebagaimatapengawa
swilayah-nkri [Accessed: 19-10-2018].
Daulay,
D. 2012. Pengenalan alat navigasi electronik di atas kapal. Dipetik
Oktober12,2014,dariBukudaulay:http://bukudaulay.wordpress.com/2012/12/07/pengenalan-alat-navigasi-electronik-di-atas-kapal/
Prasasti, R. N. 2010. Tinjauan hukum mengenai
kewenangan mengadili atas kasus illegal fishing berdasarkan track record data
VMS (Vessel Monitoring System) dihubungkan dengan undang-undang nomor 45 tahun
2009 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 2004. Bandung:
UNIKOM.
Prasetyo, H. P., Aulia, & Iskandarianto,
F. A. 2012. Perancangan sistem navigasi pada kapal (MCST-1 ship autopilot)
untuk mendukung sistem autopilot. Surabaya: Fakultas Teknologi
Industri-ITS.
Supriyono, Hadi. Capt, 2001.Radar Simulator dan ARPA Simulator.Semarang:BPLP Semarang.
Sutini, S. 2017. Pengimplemenasian alat navigasi
elektronik dibandingkan alat navigasi Konvensional. Jurnal Sains dan Teknologi
Maritim. Stimart “AMNI”
Sonnenberg,
G.J. 1988. Radar and Electronic Navigation (sixth edition). Newness.
Butterworth, Cambridge, England.
Wahab,
Riva’atul Adaniah. 2014. Penggunaan Alat dan Perangkat
Telekomunikasi dalam Sistem Navigasi dan Komunikasi Aktivitas Perikanan di
Pelabuhan Perikanan Bitung The Use of
Telecommunication Devices and Set of Equipments in Navigation and Communication
System of Fishery Activities in Bitung Fishery Port.
Manado.BPPKIManado