KOMUNITAS KOMPETEN
1.Mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai
yang telah melembaga (Fetterman, 2007).
Pembangunan masyarakat diartikan sebagai aktivitas
yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka mampu mengindentifikasikan
kebutuhan dan masalah secara bersama (Raharjo, 2006).
Komunitas yang berkembang pasti mengalami suatu
proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses
kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. (Arsyad,
2010) Salah satu cara untuk memperbaiki keadaan adalah dengan Identifikasi
masalah. Identifikasi masalah yaitu merupakan salah
satu cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta
menjelaskan apa yang menjadi masalah. Dengan mengidentifikasi diharapkan suatu
masalah dapat terselesaikan dengan lebih cepat sehingga semua merasa ikut ambil
bagian (Rusli dkk, 2006).
Masyarakat dalam hal ini adalah anggota masyarakat
yang diorganisaikan menjadi suatu kelompok yang bersifat paguyuban (komunitas)
yang saling mengenal, terikat oleh kepentingan dan tujuan yang sama, didudukan
sebagai pelaku dan penentu program. (Raharjo, 2006)
2.Mampu mencapai
kesempatan tentang sasaran yang dicapai dan skala prioritasnya
Kesepakatan
adalah Pendapat kelompok acuan yang sudah dibuat memiliki tekanan kuat sehingga
remaja harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok. Sesuatu yang sudah menjadi keputusan bersama
menjadikan kekuatan sosial yang mampu menimbulkan konformitas (Sinuraya, 2010).
Tujuan dan sasaran
adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas
tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya
akan menjadi dasar penyusunan program dan kegiatan prioritas (Soetomo, 2009)
Dalam mencapai
kesepakatan suatu hal tentu ada kesulitan. Peran pemimpin dalam komunitas
diperlukan agar kesepakatan dapat ditemukan. Dalam mencari kesepakatan pemimpin
dapat memulai musyawarah dengan anggota komunitasnya. Semua tujuan disatukan
agar mendapat suatu kesepakatan (Widodo, 2015 )
Tentu tidaklah mudah
untuk membuat sebuah komunikasi berjalan dengan menghasilkan kesepakatan secara
utuh sesuai tujuannya. Karena, salah satu prinsip dalam berkomunikasi, yakni
terdapatnya kesulitan-kesulitan pokok dalam mencapai tujuan.
Kesulitan-kesulitan internal ini merupakan hal yang biasa dialami dialami oleh
penyampai ide maupun penerimanya (Nawalah et al, 2010 ).
3.Mampu menemukan dan
menyepakati cara dan alat mencapaisasaran yang telah disetujui bersama
Merumuskan tujuan dan sasaran merupakan rumusan
kerangka fikir dan tindakan yang akan diambil oleh organisasi atau komunitas
dalam suatu wilayah tertentu dalam menjawab isu-isu strategis. Sasaran merupakan upaya perubahan perilaku yang
diharapkan oleh suatu komunitas yang merujuk pada kerangka pembangunan yang
lebih luas (Saharudin, 2006).
Suatu komunitas untuk mencapai sasaran yang
diinginkannya maka dibutuhkan sebuah strategi atau metode untuk mencapainya. (Maryono,
2007)
Suatu komunitas untuk mencapai sasaran yang diinginkannya maka dibutuhkan sebuah
strategi atau metode untuk mencapainya. Strategi adalah cara yang digunakan
dengan menggunakan sasaran menjadi tujuan yang telah ditentukan.
Dalam komunitas orang hidup dengan berasosiasi dengan satu sama lain. Perasaan
asosiasi adalah perasaan manusia yang umum. Hal ini membantu dalam membangun
perdamaian dan harmoni dalam masyarakat. (Maryono, 2007)
Konsep sasaran merupakan bagian dari penetapan
target sasaran dan rencana terstruktur terkait dengan taktik yang diambil.
Sasaran merupakan langkah-langkah kearah pencapaian tujuan (Sudewo, 2011).
4.Mampu
bekerjasama rasional untuk bertindak mencapai tujuan
Komunitas harus
memiliki suatu tujuan yang telah dimusyawarahkan dan telah disepakati oleh
seluruh anggota. Ada berbagai macam tujuan seperti komunitas yang ingin
mewujudkan tujuannya dengan cara bekerjasama dengan seluruh anggota yang ada
didalamnya. Keberhasilan komunitas ditentukan besarnya kontribusi yang
dilakukan oleh individu di dalamnya (Santoso,2010)
Suatu kelompok harus dapat saling
membantu dalam mencapai sebuah tujuan
karena keberhasilan individu menjadi keberhasilan kelompok, atau sebaliknya,
kegagalan individu merupakan kegagalan kelompoknya juga. Dan juga Suatu
organisasi akan efektif bila anggota-anggotanya bekerjasama berdasarkan
tujuan-tujuan yang sama, Model kerja sama dapat berbentuk mengerjakan
tugas-tugas dari guru, sekolah atau memberikan motivasi (Batool, 2012).
Model kerjasama inilah
yang akan membimbing anggota untuk mencapai tujuan bersama, dan untuk ini
diperlukan dua tanda psikologis, yaitu rasa kepemilikan dan ketergantungan satu
sama lain (Annawaty,2011).
Suatu
komunitas, dalam anggotanya harus memiliki kemampuan atau kebebasan dalam
berkehendak. Bebas menentukan kehendak adalah kekuatan seseorang untuk memilih
atau tidak memilih kebaikan yang terbatas atau yang tidak terbatas (Ariestita,
2006).
EMPAT UNSUR DASAR
PEMBANGUNAN KOMUNITAS MENURUT DUNHAM
1.Program
berencana
Masalah sosial adalah suatu kondisi yang tidak diharapkan
sehingga menyebabkan masyarakat membutuhkan upaya untuk merubah atau
memperbaikinya. Dengan demikian, program yang dirumuskan dan kemudian
dilaksanakan pada dasarnya merupakan upaya menjawab kebutuhan pemecahan masalah
ini (Burhanudin, 2013)
Perencanaan program
merupakan bagian dari pengembangan swadaya masyarakat yang membahas dan
memutuskan tentang tujuan, target, waktu, pembagian peran dan tanggungjawab,
sumber dana, sistem monitoring dan evaluasi yang semua dipahami oleh anggota
masyarakat. (Mardikanto,2010).
Perencanaan yang
menyusun programprogram pembangunan atau industri-industri yang membangun
kegiatan usahanya di suatu daerah harus melakukan analisis kebutuhan
masyarakat. Dalam melakukan analisis kebutuhan harus benar-benar dapat memenuhi
kebutuah (Needs Analisis), dan bukan sekedar membuat daftar keinginan (list
of Wants) yang bersifat sesaat (Munandar, 2008).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM). Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan
kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. (Ditjen Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa, 2007)
2.Pembangkitan tekad masyarakat
untuk menolong diri sendiri dan bergantung pada pihak lain
Menolong diri sendiri dapat dikatan
dengan suatu kemandirian. Menurut Lamman (dalam Fatimah,
2006) menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu kemampuan individu untuk
mengatur dirinya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain.
Bagi objek atau sasaran pemberdayaan,
sudah tentu mengalami kondisi yang berbeda dari masa sebelumnya, mungkin ada
perbaikan besar yang dirasakan dalam relasi dengan sikap orang untuk mencari
penghidupan yang layak dan selaras. (Widiyanti, 2012).
Perbaikan ini tentu didasari dengan
tekad yang kuat dari diri mereka sendiri. Yakni untuk menolong dirinya sendiri
sehingga tidak bergantung pada orang lain.( Sumarti dkk, 2006)
Penting ditekankan bahwa para pembina peran serta
masyarakat harus bersifat sebagai fasilitator, pemberi bantuan teknis, bukan
sebagai instruktur terhadap masyarakat, agar mampu mengembangkan kemandirian
masyarakat dan bukan menimbulkan ketergantungan masyarakat (Efendi, 2009).
Untuk lebih fokusnya pemberdayaan yang dilakukan,
secara ideal para pengembang masyarakat (fasilitator) harus memiliki kemampuan,
wawasan serta pengalaman yang memadai sebagai fasilitator lapangan untuk
program pemberdayaan masyarakat (Aziz Muslim, 2009)
3.Bantuan teknis (dari pihak lain
),termasuk personil,peralatan,dan dana
Pendekatan strategi
pembangunan pada kemandirian masyarakat (self-help strategy) dapat
dilakukan dengan pemberian bantuan yang berasal dari luar, baik yang bersifat
teknis maupun keuangan tetap dimungkinkan, tetapi dengan jumlah yang terbatas (Thaha, 2012).
Dalam proses pembanguanan komunitas kata memimpin
mengandung konotasi : “Menggerakkan, mengarahkan, membina, melindungi, memberi
teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan dan sebagainya”. (Cook, 2006).
Sehingga pembanguanan
dapat berjalan lancer dan berhasil. Bantuan dalam proses pembangunan dapat dengan perwujudan
yang bermacam-macam (Aziz Muslim,2009)
Suatu pembangunan
komunitas tak terlepas dari berbagai bantuan. Menerima bantuan teknis salah
satu contohnya Peran-peran
teknis. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis. Pendamping
dituntut tidak hanya mampu menjadi ‘manajer perubahan” yang mengorganisasi
kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan
berbagai keterampilan dasar, seperti; melakukan analisis sosial, mengelola
dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi, memberi
konsultasi, dan mencari serta mengatur sumber dana (Suharto, 2009)
4.pemanduan berbagai keahlian untuk
membantu komunitas
Dalam proses
pembangunan, masyarakat diupayakan secara bersama-sama menggali keahlian
masing-masing untuk memabantu proses pembangunan komunitas (Efendi, 2009).
Pembangunan masyarakat
kerapkali dilakukan melalui pendekatan kelompok di mana anggota bekerjasama dan
berbagi pengalaman dan pengetahuannya. Untuk pengembangan kelompok ada
kegiatan-kegiatan khusus yang sedang dilaksanakan dan juga ada kegiatan lainnya
(Halim, 2005).
Mempersatukan berbagai
spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan masyarakat, pendidikan,
kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat
(Efendi, 2009).
Pelatihan harus dapat menjawab kebutuhan
peserta sehingga nantinya akan bermanfaat untuk meningkatkan pengembangan
sumber daya manusia dalam kehidupan masyarakatnya (Yusuf,2010).
Perlu
adanya partisipasi masyarakat agar pembangunan dapat berjalan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pelatihan adalah prosessistematis mengubah
tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan
dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini
(Rivai dan Sagala,2009:212)
DAFTAR PUSTAKA
Annawaty
Herlina L. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sebagai Upaya Menciptakan Pemukiman Yang Sehat Dan Nyaman Huni (Studi Di
Kelurahan Notoprajan Ngampilan Yogyakarta). Jurnal
Penelitian. 6 (4) : 42-49
Ariestita, Putu Gede. 2006. Teknik
Analisis. Bahan Kuliah: Teknik Analisa Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Arsyad,
Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Aziz Muslim. 2009. Metodologi Pengembangan Masyarakat.Yogyakarta:Penerbit
Teras
Bahruddin, Krisdyatmiko, Danang Arif D dan Soetomo. 2013. Indikator Proper Hijau
Aspek Pengembangan Masyarakat (Community development). Deputi Pengendalian Dan Pencemaran Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia : 42
Batool, Abeha
dan Bariha Batool. 2012. Effects of
Employees Training on The Organization Competitive Advantage: Empirical Study
of Private Sector of Islamabad, Pakistan. Jurnal Far fast jurnal of Psychology and Business. 6 (1).
Ditjen
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2007.PNPM Mandiri Perdesaan,
Departemen Dalam negeri. Jakarta.
Efendi, Ferry
dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fatimah, E.
2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia
Fetterman, David and Wandersman, Abraham.
2007. Empowerment Evaluation: Yesterday, Today, and Tomorrow. American Journal of Evaluation. 28: 179
Halim, A. 2005. Manajemen Pesantren. PT LKIS Pelangi
Aksara.
Mardikanto, T.
2010. Konsep-konsep Pemberdayaan
Masyarakat. Cetakan 1. UNS Press. Surakarta
Maryono, Agus.
2007. Naskah Akademik Perencanaan Penataan dan Pengaturan Daerah Sempadan
(Draf). PT Cipta Ekapurna Enginnering Consultan. Yogyakarta.
Mukhlis
dan Sri W. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Desa (Kpmd) Pada Program Pnpm Mandiri Perdesaan
Di Kecamatan Peusangan. Jurnal Kebangsaan
Universitas Almuslim 3 (6) : 1
Munandar, A. 2008. Peran Negara dalam Penguatan Program
Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Poelitik, 4(1), 151-161.
Nawalah
Hoirun, Qomaruddin M.B. dan Rahmat Hargono. 2012. Desa Siaga: Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Melalui
Peran Bidan di Desa. The Indonesian
Journal of Public Health. 8 (3) : 91-98.
Raharjo
Adisasmita. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yokyakarta: Graha Ilmu.
Rivai,
Veithzal & Sagala. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Edisi Kedua, Jakarta. PT Rajagrafindo
Persadra.
Rusli Said,
Wahyuni Ekawati Sri, Sunito Melani A. 2006. Kependudukan. Departemen
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB dan
Sekolah Pascasarjana IPB.
Santoso
Budi. 2010. Peer Konseler Sebagai Bentuk Intervensi Keperawatan Komunitas Untuk
Mencegah Resiko Penyalahgunaan NAPZA pada siswa SMK TJ Di Kelurahan Ratu Jaya
Depok. Karya Ilmiah Akhir.
Universitas Indonesia. Depok.
Sinuraya, Candra. 2010. Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Sistem
Manajemen Strategik Dalam Pencapaian Sasaran Strategik Jangka Panjang. Jurnal
Bisnis & Akuntansi, Universitas Kristen Immanuel. IV (1): 1-37.
Soetomo. 2009. Pembangunan
Masyarakat, Merangkai Sebuah Kerangka. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudewo, E. 2011.
Character Building. Republika
Penerbit. Jakarta
Suharto, E. 2009. Pendampingan
Sosial Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin: Konsepsi
Dan Strategi.
Bandung : PT. Refika Aditama
Sumarti, Titik,
Syaukat Yusman. 2006. Analisis Ekonomi Lokal, Departemen Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Sekolah Pascasarjana
IPB, Bogor.
Tahoba
A. 2011. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Melalui Program Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Dengan Kepuasan Publik Dan Perilaku Konflik. (Kasus Konflik
Perusahaan Bp Lng Tangguh Dengan Masyarakat Adat Teluk Bintuni Kabupaten Teluk
Bintuni Provinsi Papua Barat. Tesis.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Thaha, Rasyid. 2012. Penataan
Kelembagaan Pemerintahan Daerah. Jurnal
Ilmiah Ilmu Pemerintahan. 1 (3):
38-61.
Widiyanti, Sri. 2012.
Pemberdayaan
Masyarakat:Pendekatan Teoritis. Jurnal
Ilmu Kesejahteraan Sosial, 1 (1)
Widodo, Teguh. 2015 . Pembangunan
Endogen: Mengabaikan Peran Negara dalam Pembangunan. Yogyakarta: deepublish